GAMBARAN PASIEN APENDISITIS AKUT DAN APENDISITIS PERFORASI DI RSI JEMURSARI TAHUN 2020

SUHMA, ZAHRIFAL (2021) GAMBARAN PASIEN APENDISITIS AKUT DAN APENDISITIS PERFORASI DI RSI JEMURSARI TAHUN 2020. [Undergraduate Thesis]

[img]
Preview
PDF
SR-DR-210037_abstract.pdf

Download (290kB) | Preview
Official URL: http://digilib.unusa.ac.id/data_pustaka-29975.html

Abstract

Latar Belakang: Apendisitis merupakan proses peradangan akut maupun kronis yang terjadi pada apendiks vemiformis karena adanya sumbatan yang terjadi pada lumen apendiks (Fransisca et al., 2019). Mengingat apendisitis merupakan kegawatdaruratan bedah maka peneliti bermaksud mengidentifikasi terkait gambaran pasien apendisitis akut dan apendisitis perforasi di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya tahun 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan teknik pengambilan sampel berupa total sampling melibatkan 64 data rekam medis dan dianalisa menggunakan analisa statistik deskriptif. Hasil: Gejala klinis pasien apendisitis akut adalah mual dan muntah (90,9%), nyeri di kuadran kanan bawah (86,4%), demam (59,1%), konstipasi (15,9%) dan defans muscular di seluruh perut (9,1%). Gejala klinis pada pasien apendisitis perforasi adalah nyeri di kuadran kanan bawah (80%), mual dan muntah (75%), demam (70%), konstipasi (15%), dan defans muscular di seluruh perut (15%). Usia pasien apendisitis akut paling banyak pada kelompok usia ≤ 19 tahun (36,4%) dan paling sedikit kelompok usia 41-50 tahun (9,1%), sedangkan pada pasien apendisitis perforasi paling banyak kelompok usia 20–30 tahun (45,0%) dan paling sedikit kelompok usia 31-40 tahun dan > 51 tahun (5,0%). Apendisitis akut sering terjadi pada jenis kelamin perempuan (56,8%), sedangkan apendisitis perforasi sering terjadi pada laki-laki (55,0%). Sebanyak 34,1% pasien apendistis akut mengalami leukositosis dengan rincian jumlah leukosit 10.000-15.000 sel/mm3 (20,5%) dan diatas 15.000 sel/mm3 (13,6%), pasien apendisitis perforasi total sebanyak 65% mengalami leukositosis dengan rincian jumlah leukosit 10.000-15.000 sel/mm3 (30%) dan diatas 15.000 sel/mm3 (35%), tatalaksana apendektomi terbuka paling banyak dilakukan pada pasien apendisitis akut (95,5%) dan apendisitis perforasi (55,0%). Kesimpulan: Perlunya mendiagnosis apendisitis akut secara akurat dan efisien untuk mengurangi morbiditas dan mortalitas akibat perforasi dan komplikasi lainnya, dan juga perlu diberikan edukasi mengenai apendisitis serta pola makan yang baik terutama pada kelompok usia dibawah 30 tahun

Item Type: Undergraduate Thesis
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorWibawa, Dayu SatriyaNIDN0720018201dr.dayu@unusa.ac.id
Uncontrolled Keywords: Apendisitis Akut, Apendisitis Perforasi, RSI Jemursari
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Faculty of Medicine > Program Study of Medicine
Depositing User: Mr. . Aji
Date Deposited: 17 Jan 2022 04:23
Last Modified: 17 Jan 2022 04:23
URI: http://repository.unusa.ac.id/id/eprint/6745

Actions (login required)

View Item View Item