KEJADIAN DEPRESI PADA PASIEN PPOK DI RUMAH SAKIT SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW

KHOLID, M.IDHAM (2020) KEJADIAN DEPRESI PADA PASIEN PPOK DI RUMAH SAKIT SYSTEMATIC LITERATURE REVIEW. [Undergraduate Thesis]

[img]
Preview
PDF
SR-DR-210001_abstract.pdf

Download (410kB) | Preview
Official URL: http://digilib.unusa.ac.id/data_pustaka-28495.html

Abstract

Latar Belakang: PPOK merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara bersifat progresif yang berhubungan dengan inflamasi kronik saluran napas dan parenkim paru yang diakibatkan oleh pajanan gas atau partikel berbahaya. Depresi adalah gangguan perasaan yang ditandai dengan kehilangan kegembiraan atau gairah sebagai reaksi yang dipicu oleh suatu keadaan atau kejadian. Tujuan: Penelitian ini menganalisa hubungan kejadian depresi pada pasien PPOK di rumah sakit. Pada PPOK menyebabkan menurunnya fungsi paru diakibatkan penyempitan saluran napas dan produksi mukus berlebihan, sehingga menimbulkan sesak napas yang semakin memberat dan penderita PPOK mengalami kualitas hidup yang menurun termasuk menimbulkan depresi. Metode: Jenis penelitian ini adalah Systematic Literature Review (SLR), yakni sebuah sintesis dari studi literatur yang bersifat sistematik, jelas, menyeluruh dengan mengindentifikasi, menganalisis. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian data melalui website portal-jurnal yang dapat diakses seperti Google Scholar, Pubmed, Science Direct. Peneliti melakukan pencarian data jurnal menggunakan kata kunci “Prevalensi Depresi pada PPOK”. Proses pencarian literatur dirangkum dalam bagan PRISMA dan screening artikel meliputi inklusi dan eklusi penelitian sehingga menemukan 12 artikel meliputi 10 artikel internasional dan 2 artikel nasional. Hasil: hasil identifikasi pada penelitian (Purbono, 2015) ini menunjukkan bahwa pada emfisema, tingkat depresi lebih tinggi dibandingkan bronkitis kronis. Pada hasil uji independent test didapatkan nilai signifikansi 0.000 atau probabilitas di bawah 0.05 (p<0.05) yang menunjukan bahwa tingkat depresi pasien PPOK tipe Bronkitis Kronis lebih rendah secara sangat bermakna dibandingkan Emfisema. Pada PPOK, bronkitis kronik dan emfisema sering ditemukan bersama, meskipun keduanya memiliki proses yang berbeda (Putri Fitriani E S, 2015). Pada beberapa hasil analisa jurnal penelitian yang tercantum pada tabel 3 hasil studi literature menunjukkan bahwa PPOK sering timbul pada usia pertengahan akibat kebiasaan merokok dalam jangka waktu lama. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan meningkat dengan meningkatnya usia, prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) ini juga lebih tinggi pada pria dari pada wanita, namum demikian terdapat kecenderungan meningkatnya prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) pada wanita, terkait dengan gaya hidup wanita yang merokok, prevalensi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) lebih tinggi pada negara-negara di mana merokok merupakan gaya hidup, yang menunjukkan bahwa rokok merupakan faktor resiko utama (Ikawati, 2016). Gejala dan tanda PPOK sangat bervariasi, mulai dari yang ringan sampai berat. Diagnosis dipertimbangkan jika timbul tanda dan gejala yang sesuai dengan indikator dalam mendiagnosis PPOK seperti sesak, batuk kronik yang hilang timbul atau tidak berdahak, batuk kronik berdahak, riwayat terpajan faktor risiko, dan riwayat keluarga yang menderita PPOK (PDPI, 2016). Faktor resiko yang paling umum untuk PPOK adalah paparan pekerjaan terhadap debu, bahan kimia (saat ini atau mantan penambang), atau sebelumnya punya riwayat infeksi paru-paru lainnya dan perokok aktif/pasif (Thinyane, 2017). Kesimpulan: Terdapatnya kejadian depresi pada pasien yang menderita komorbid berasal dari terbentuknya gejala klinis dan factor risiko dari depresi itu sendiri, terdapatnya peningkatan prevalensi pasien yang menderita PPOK dikarenakan oleh kebiasaan merokok yang menjadi gaya hidup dan terdapatnya hubungan antara kejadian depresi dengan pasien PPOK dikarenakan oleh gejala klinis (dyspnea, batuk kronik dan lainnya) yang terlalu lama, sehingga menyebabkan gejala klinis depresi itu muncul terhadap pasien PPOK. Saran penelitian ini bagi pasien PPOK hendaknya kontrol secara teratur agar dipsnea terkontrol dan kualitas hidup bisa optimal untuk menghindari terjadinya depresi dan keluarga penderita PPOK hendaknya memberikan dukungan penuh pada pasien terutama dalam hal psikis untuk menghindari dampak yang lebih buruk pada pasien PPOK yang mengalami depresi.

Item Type: Undergraduate Thesis
Contributors:
ContributionContributorsNIDN/NIDKEmail
Thesis advisorDonastin, AdyanNIDN0729097401dr.adyan@unusa.ac.id
Thesis advisorVeterini, LysaNIDN0723048306dr.lysa@unusa.ac.id
Uncontrolled Keywords: Prevalensi depresi pada PPOK.
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Faculty of Medicine > Program Study of Medicine
Depositing User: Mrs. . Aidah
Date Deposited: 24 Jan 2022 06:17
Last Modified: 24 Jan 2022 06:17
URI: http://repository.unusa.ac.id/id/eprint/7872

Actions (login required)

View Item View Item